Beginilah penampakan rumah M. Aminnur, warga Dusun Cut Nie, Gampong Buket Dalam, Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen. Rumahnya beratapkan daun rumbia dengan kondisi yang sudah lapuk dan bocor di banyak tempat. Dindingnya pun sudah banyak rusak dan tak lagi mampu dibetuli. Saat hujan turun, M.Amin dan istrinya tidak dapat tidur dengan tenang karena air hujan menetes dari atap yang bocor. Mereka Cuma bisa meletakkan ember untuk menampung air hujan agar tidak merembes kemana-mana.
“kalau hujan, paling ya taruh ember saja biar gak mengalir kemana-mana air hujannya,” cerita M. Amin yang didampingi istrinya.
Pria yang akrab disapa Bang Min itu mengaku hanya bisa pasrah menerima keadaan. Kini badannya semakin renta sehingga ia tidak lagi gesit kesana kemari. Padahal, dulunya M.Aminnur merupakan seorang pekerja keras yang tidak terlalu memilih-milih pekerjaan. Dirinya pernah menjadi pengrajin bangku dari bambu dan menjadi pekerja musiman sebagai tukang rontok padi menggunakan mesin saat panen tiba. Selain itu, ia juga selalu ikut serta sebagai pekerja bangunan dalam setiap program pembangunan di desa. Semua itu dijalaninya demi untuk terus menyambung hidup.
loading...
Tetapi sayangnya, hingga sekarang kegetiran hidup pria berusia 63 tahun itu belum juga berakhir. Seminggu yang lalu ia harus menjalani operasi tumor di tangan kanannya. Hal ini semakin membuat Bang Min dan istrinya bersedih. Bang Min terpaksa harus beristirahat dan tidak lagi bisa bekerja, setidaknya sampai tangannya sembuh total. Ia juga tidak bisa memperbaiki sendiri atap rumah yang sudah rusak itu karena keadaannya yang tidak memungkinkan.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, satu-satunya harapan adalah istrinya Jamilah, yang harus bekerja “tueng upah” menjadi buruh tani di lahan orang. Meskipun kadang ada dan terkadang tidak, keduanyapun berhemat-hemat hingga adanya pekerjaan lain sambil menunggu musim panen kembali tiba.
Mengenai kondisi rumahnya, M. Aminnur berharap agar ada yang mau membantunya memperbaiki rumahnya tersebut. Sehingga dia dan istrinya tidak harus lagi memikirkan tentang rumah. Cukup bekerja untuk kebutuhan sehari-hari saja. Hal itu juga turut diamini oleh istrinya, Jamilah.
“kalau ada yang mau bantu, Alhamdulillah. Saya udah nggak bisa buat sendiri, apalagi sekarang tangan saya sudah dioperasi,nggak bisa banyak bergerak,” tutur M. Amin dengan penuh harap.
Begitulah kehidupan M. Aminnur dan istrinya, semoga ada yang berbaik hati tergerak untuk membantu keluarga kecil ini. Sehingga mereka berdua bisa menghabiskan usia tua bersama dengan damai dan tidur dengan tenang tanpa mengkhawatirkan kondisi rumah yang sudah tidak layak huni.