TSWlTfO8TSA5GfA9GfO5TfGoGd==

Tak sanggup bangun rumah, Muslem tinggal di rumah reot bersama istri dan empat anaknya


Semua orang pastinya mempunyai keinginan untuk memiliki rumah yang layak, karena rumah adalah tempat dimulainya langkah untuk bekerja dan berkumpulnya keluarga sepulang dari beraktivitas serta beristirahat.

Anggota keluarga dan seisi rumah merupakan pengobat rasa lelah setelah seharian membanting tulang. Maka tidaklah salah jika ada sebuah kalimat yang mengungkapkan bahwa "rumahku adalah surga bagiku".

Namun yang dirasakan oleh Muslem tidaklah demikian, ayah yang memiliki  4 orang anak itu justru menemukan kesulitan lainnya saat pulang ke rumah. Warga Gampong Blang Kuthang, Kecamatan Makmur, kabupaten Bireuen itu tidak seberuntung kepala keluarga lainnya.

Meskipun sang istri dan anak-anak menyambutnya dengan senyuman saat pulang bekerja, tetapi pria berusia 46 tahun itu tahu bahwa istrinya menyimpan harapan yang belum mampu ia kabulkan, yaitu membangun rumah yang layak huni.


Sedangkan kondisi rumah mereka atapnya bocor, dindingnya lapuk, dan lantainya pun sudah banyak berlubang karena lantai yang terbuat dari belahan pokok pinang banyak yang sudah patah. Penghuni rumah juga harus berhati-hati saat beraktivitas didalam rumah karena jika teledor bisa terperosok.

Sang istri, Mardiana kepada Bihaba pada Sabtu (05/04/18) mengatakan kalau musim penghujan mereka tidak bisa tidur dengan tenang apalagi  bila musim banjir tiba. Mereka seringkali harus tidur di ruang tamu karena kamar sudah tidak bisa ditempati lagi.

“Kalo hujan paling bergeser ke sudut rumah yang tidak terkena air hujan, atapnya sudah bolong-bolong. Anak-anak juga tidur di ruang tamu semua, kamar sudah nggak bisa dipakai lagi,” kisah Mardiana.


Sang suami yang berprofesi sebagai buruh tani sebenarnya juga memiliki harapan untuk membangun rumah. Tapi sebagai buruh serabutan dengan upah tidak menentu, ia hanya bisa membeli kebutuhan pokok dan juga jajan anak-anak.

Bahkan, putra tertua Muslem kini sudah putus sekolah dan bekerja sendiri utnuk kebutuhannya.  Padahal seharusnya sang anak sudah duduk di kelas 2 SMA.

Berikut Videonya:



Type above and press Enter to search.